Nur Muhammad

Nur Muhammad
Cahaya kesempurnaan kekasih Allah Subhanahu wa Ta'ala

Rabu, 19 Oktober 2011

BENTUK KHOTAMUN NUBUWWAH PADA DIRI RASULULLAH SAW

Hadits 16
حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنِ الْجَعْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: سَمِعْتُ السَّائِبَ بْنَ يَزِيدَ يَقُولُ: ذَهَبَتْ بِي خَالَتِي إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ ابْنَ أُخْتِي وَجِعٌ. فَمَسَحَ رَأْسِي وَدَعَا لِي بِالْبَرَكَةِ، وَتَوَضَّأَ، فَشَرِبْتُ مِنْ وَضُوئِهِ، وَقُمْتُ خَلْفَ ظَهْرِهِ، فَنَظَرْتُ إِلَى الْخَاتَمِ بَيْنَ كَتِفَيْهِ، فَإِذَا هُوَ مِثْلُ زِرِّ الْحَجَلَةِ
Menceritakan kepada kami Abu Roja` Qutaybah bin Sa’id, berkata: Menceritakan kepada kami Hatim bin Isma’il, dari al-Ja’di bin ‘Abdurrahman, berkata: Aku mendengar as-Sa`ib bin Yazid berkata:
Bibiku membawa aku untuk menemui Nabi shollallohu ‘alayhi wa sallam, lantas ia berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, keponakanku ini sakit.” Ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam menyapu kepalaku (as-Sa’ib), mendo’akan keberkahan untukku dan berwudhu. Air sisa wudhunya lalu kuminum. Setelah itu aku berdiri di belakangnya; aku memandang kepada al-khatam yang terletak di antara kedua bahunya. Ternyata khatam itu sebesar telur burung dara.
  • Khotamun Nubuwwah merupakan tanda yang terletak di antara dua bahu Nabi yang merupakan cap/tanda kenabian Nabi Muhammad shollallohu ‘alayhi wa sallam dari Allah.
Hadits 17
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَعْقُوبَ الطَّالْقَانِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ جَابِرٍ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: رَأَيْتُ الْخَاتَمَ بَيْنَ كَتِفَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُدَّةً حَمْرَاءَ مِثْلَ بَيْضَةِ الْحَمَامَةِ
Menceritakan kepada kami Sa’id bin Ya’qub ath-Tholqoni, berkata: Menceritakan kepada kami Ayyub bin Jabir, dari Simak bin Harb, dari Jabir bin Samuroh, berkata:
“Aku pernah melihat al-khatam. la terletak di antara kedua bahu Rasulullah saw. Bentuknya seperti sepotong daging berwarna merah sebesar telur burung dara”
Hadits 18
حَدَّثَنَا أَبُو مُصْعَبٍ الْمَدَنِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ الْمَاجِشُونِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ، عَنْ جَدَّتِهِ رُمَيْثَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَوْ أَشَاءُ أَنْ أُقَبِّلَ الْخَاتَمَ الَّذِي بَيْنَ كَتِفَيْهِ مِنْ قُرْبِهِ لَفَعَلْتُ، يَقُولُ لِسَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ يَوْمَ مَاتَ: اهْتَزَّلَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ
Menceritakan kepada kami Abu Mush’ab al-Madani, berkata: Menceritakan kepada kami Yusuf bin al-Majisyun, dari ayahnya, dari ‘Ashim bin ‘Umar bin Qatadah, dari neneknya, yaitu Rumaytsah, berkata:
Aku mendengar Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam –seandainya aku mau mencium al-khatam yang terletak antara kedua bahunya, karena saking dekatnya, niscaya dapat kulakukan- bersabda terhadap Sa’ad bin Mu’adz di hari meninggalnya: “Berguncang ‘arsy ar-Rahman (karena wafatnya Sa’ad)”
  • Saat itu Rumaytsah berada di dekat Rasulullah. Saking dekatnya, beliau bisa mencium al-khatam jika beliau mau.
Hadits 19
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عبدة الضَّبِّيُّ، وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، وَغَيْرُ وَاحِدٍ، قَالُوا: حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ مَوْلَى غُفْرَةَ قَالَ: حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، مِنْ وَلَدِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: كَانَ عَلِيٌّ، إِذَا وَصَفَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ – وَقَالَ: بَيْنَ كَتِفَيْهِ خَاتَمُ النُّبُوَّةِ، وَهُوَ خَاتَمُ النَّبِيِّينَ
Menceritakan kepada kami Ahmad bin ‘Ubadah adh-Dhabbi, dan ‘Ali bin Hujr, dan lainnya, mereka berkata: Menceritakan kepada kami ‘Isa bin Yunus, dari ‘Umar bin ‘Abdullah pembantu Ghufrah, berkata: Menceritakan kepadaku Ibrahim bin Muhammad dari salah satu anaknya ‘Ali bin Abi Thalib, berkata:
Adalah ‘Ali, ketika menceritakan sifat Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam –maka ia menceritakan hadits yang panjang- dan berkata: “Diantara kedua bahunya ada al-Khotamun Nubuwwah, dan ianya merupakan khatam para Nabi.”
Hadits 20
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَزْرَةُ بْنُ ثَابِتٍ قَالَ: حَدَّثَنِي عِلْبَاءُ بْنُ أَحْمَرَ الْيَشْكُرِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو زَيْدٍ عَمْرُو بْنُ أَخْطَبَ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا أَبَا زَيْدٍ، ادْنُ مِنِّي فَامْسَحْ ظَهْرِي ، فَمَسَحْتُ ظَهْرَهُ، فَوَقَعَتْ أَصَابِعِي عَلَى الْخَاتَمِ قُلْتُ: وَمَا الْخَاتَمُ؟ قَالَ: شَعَرَاتٌ مُجْتَمِعَاتٌ
Menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, berkata: Menceritakan kepada kami Abu ‘Ashim ‘Azrah bin Tsabit, berkata: Menceritakan kepadaku ‘Alba` bin Ahmar al-Yasykuri, berkata: Menceritakan kepadaku Abu Zaid ‘Amru bin Akhthob al-Anshori, berkata: Bersabda kepadaku Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam:
“Wahai Abu Zaid, mendekatlah kepadaku dan usaplah punggungku!” Maka kuusap punggungnya. Maka kudapati jariku menyentuh al-Khatam. Aku (‘Alba` bin Ahmar) bertanya: “Apa itu al-Khatam?” Berkata (Abu Zaid): “Kumpulan bulu-bulu.”
Hadits 21
حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ الْخُزَاعِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ، قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ، يَقُولُ: جَاءَ سَلْمَانُ الْفَارِسِيُّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ بِمَائِدَةٍ عَلَيْهَا رُطَبٌ فَوَضَعَهَا بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا سَلْمَانُ مَا هَذَا؟ فَقَالَ: صَدَقَةٌ عَلَيْكَ وَعَلَى أَصْحَابِكَ، فَقَالَ: ارْفَعْهَا، فَإِنَّا لَا نَأْكُلُ الصَّدَقَةَ قَالَ: فَرَفَعَهَا، فَجَاءَ الْغَدَ بِمِثْلِهِ، فَوَضَعَهُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: مَا هَذَا يَا سَلْمَانُ؟ فَقَالَ: هَدِيَّةٌ لَكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ: ابْسُطُوا. ثم نظر إلى الخاتم على ظهر رسول الله صلى الله عليه وسلم فآمن به وكان لليهود فاشتراه رسول الله صلى الله عليه وسلم بكذا وكذا درهما على أن يغرس لهم نخلا فيعمل سلمان فيه حتى تطعم فغرس رسول الله صلى الله عليه وسلم النخيل إلا نخلة واحدة غرسها عمر فحملت النخل من عامها ولم تحمل النخلة فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما شأن هذه النخلة ؟ فقال عمر : يا رسول الله أنا غرستها . فنزعها رسول الله صلى الله عليه وسلم فغرسها فحملت من عامها
Menceritakan kepada kami Abu ‘Ammaar al-Husain bin Huraits al-Khuza’i, berkata: Menceritakan kepada kami ‘Ali bin Husain bin Waqid, berkata: Menceritakan kepadaku ayahku (Husain bin Waqid), berkata: Menceritakan kepadaku Abdullah bin Buraydah, berkata: Salman al-Farisi datang kepada Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam, sewaktu ia baru tiba di Madinah dengan baki berisi kurma ruthab, lalu diletakkan baki itu di hadapan Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam.
Maka bertanya Rasulullah: “Wahai Salman! Apa ini?” Salman menjawab: “Shodaqoh untukmu dan para shohabatmu.” Rasul bersabda: “Angkatlah baki itu. Sesungguhnya kami tidak memakan shodaqoh.” Maka diangkat baki itu oleh Salman. Lalu didatangkan keesokannya yang serupa itu. Lalu diletakkan di hadapan Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam. Rasul bertanya: “Apa ini, wahai Salman?” Salman menjawab: “Hadiah untukmu.” Maka bersabda Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam kepada para shahabatnya: “Hidangkanlah!”
Kemudian Salman memperhatikan Khatam yang terletak di punggung Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam (bagian belakang badannya sebelah atas), maka ia pun (Salman) menyatakan keimanannya kepada beliau.
Salman adalah budak seorang Yahudi, maka ia dibeli oleh Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam dengan beberapa dirham, yakni dengan cara mengupah menanam pohon kurma. Salman bekerja di kebun itu sampai pohon-pohon kurma itu berbuah. Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam membantunya menanam pohon-pohon itu. Di antaranya ada sebatang pohon yang ditanam ‘Umar. Pohon-pohon itu tumbuh dengan subur, kecuali sebatang pohon yang mati. Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Kenapa pohon yang satu ini?” ‘Umar menjawab, “Wahai Rasulullah! Aku yang menanamnya.” Maka Rasulullah sholallohu ‘alayhi wa sallam mencabutnya, kemudian menanam satu pohon lagi, maka tumbuhlah dengan baik.
  • Salman datang untuk menguji Nabi, apakah ia memakan shadaqah atau tidak. Setelah diketahui bahwa Nabi tak memakan shadaqah dan menerima hadiah, dan juga melihat al-Khatam, maka yaqinlah Salman, bahwa Nabi adalah utusan Allah. Hal ini beliau ketahui dari ahlul kitab. Maka Salman pun bersyahadah.
Hadits 22
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْوَضَّاحِ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَقِيلٍ الدَّوْرَقِيُّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ الْعَوَقِيِّ قَالَ: سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ عَنْ خَاتَمِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَعْنِي خَاتَمَ النُّبُوَّةِ – فَقَالَ: كَانَ فِي ظَهْرِهِ بَضْعَةٌ نَاشِزَةٌ
Menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, berkata: Menceritakan kepada kami Bisyr bin al-Wadhdhah, berkata: Menceritakan kepada kami Abu ‘Aqil ad-Dawroqi, dari Abi Nadhroh al-‘Awaqi, berkata:
Aku bertanya kepada Abu Sa’id al-Khudri mengenai al-Khatam Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam, yakni khatamun nubuwwah (tanda/cap kenabian), maka Abu Sa’id menjawab: “Adalah di punggung beliau itu daging yang menyembul.”
Hadits 23
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ أَبُو الْأَشْعَثِ الْعِجْلِيُّ الْبَصْرِيُّ قَالَ: أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَرْجِسَ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَدُرْتُ هَكَذَا مِنْ خَلْفِهِ، فَعَرَفَ الَّذِي أُرِيدُ، فَأَلْقَى الرِّدَاءَ عَنْ ظَهْرِهِ، فَرَأَيْتُ مَوْضِعَ الْخَاتَمِ عَلَى كَتِفَيْهِ مِثْلَ الْجُمْعِ حَوْلَهَا خِيلَانٌ كَأَنَّهَا ثَآلِيلُ، فَرَجَعْتُ حَتَّى اسْتَقْبَلْتُهُ، فَقُلْتُ: غَفَرَ اللَّهُ لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: «وَلَكَ» فَقَالَ الْقَوْمُ: أَسْتَغْفَرَ لَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَلَكُمْ، ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
Menceritakan kepada kami Ahmad bin al-Miqdam Abul Asy’ats al-‘Ijli al-Bashri, berkata: Mengabarkan kepada kami Hammad bin Zaid, dari ‘Ashim al-Ahwal, dari ‘Abdullah bin Sirjis, berkata:
“Aku datang menghadap Rasulullah saw. sewaktu beliau sedang berada di antara para shahabat-shahabatnya. Aku berkeliling sedemikian rupa di belakangnya. Rupanya beliau pun mengerti apa yang kuinginkan, maka beliau melepaskan rida dari punggungnya, kemudian terlihatlah olehku tempat Khatam Kenabian yang berada di antara kedua bahunya sebesar genggaman tangan, di sekitarnya terdapat tahi lalat, seakan-akan kumpulan jerawat. Sebelum aku kembali, aku menghadap dulu kepada Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam, kemudian kukatakan: “Wahai Rasulullah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan maghfirah-Nya kepada tuan!” Beliau pun menjawab: “Dan juga bagimu.” Orang-orang (yang berada) ketika itu bertanya: “Apakah Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam memohonkan ampunan untukmu?” Ia menjawab: “Ya, dan juga untuk kalian.” Kemudian ia membaca ayat ini: “Dan mohonlah ampunan untuk orang-orang Mu’min, laki-laki dan perempuan.” (Q.S. 47 Muhammad: 19)
  • Rida adalah semacam selendang untuk pria
Subhanallah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar