Nur Muhammad

Nur Muhammad
Cahaya kesempurnaan kekasih Allah Subhanahu wa Ta'ala

Senin, 24 Oktober 2011

PENTINGNYA SUNNAH RASULULLAH SAW


Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah berkata kepadaku: “Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu!” Kemudian beliau menyambung pula: “Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam syurga!” (Riwayat Tarmidzi) 
Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang berkata: “Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid”. (Riwayat Baihaqi)
Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan, yaitu dalam sabdanya: “Baginya pahala orang yang mati syahid.” (At-Targhib Wat- Tarhib 1: 44)
Thabarani dan Abu Nu’aim telah mengeluarkan sebuah Hadis marfuk yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah bersabda:
“Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam zaman kerusakan ummatku akan mendapat pahala orang yang mati syahid.”
Hakim pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. juga bahwa Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah berkata: “Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam masa perselisihan diantara ummatku adalah seperti orang yang menggenggam bara api.” (Kanzul Ummal 1:47)
Dan Muslim pula meriwayatkan dari Anas ra. dari Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam katanya: “Orang yang tidak suka kepada sunnahku, bukanlah dia dari golonganku!”
Demikian pula yang dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Umar ra. cuma ada tambahan di permulaannya berbunyi: “Barangsiapa yang berpegang kepada sunnahku, maka dia dari golonganku.”
Kemudian Daraquthni pula mengeluarkan sebuah Hadis dari Siti Aisyah r.a. dari Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam katanya: “Sesiapa yang berpegang kepada sunnahku akan memasuki syurga!”
Dan dikeluarkan oleh As-Sajzi dari Anas ra. dari Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mengasihiku, dan siapa yang mengasihiku dia akan memasuki syurga bersama-sama aku!”
Di riwayatkan bahwa ketika Sayyidina Ibn ‘Abbas R.a memasuki majelis di masjid dengan menangis tersedu – sedu. Murid – murid nya bertanya kepada beliau, ” Wahai guru, apa sebab anda menangis ketika memasuki masjid” Ibn ‘Abbas r.a menjawab sambil tetap menangis ” Tadi aku lupa akan sunnah Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Ketika hendak masuk masjid aku masuk dengan kaki kiri.”
Semoga Bermanfaat..
Aamiin...Allahumma Aamiin...

MIMPI BERTEMU RASULULLAH SAW


Abdullah bin Mas’ud ra. Bahwa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa melihatku di dalam mimpi, maka ia benar benar telah melihat diriku karena setan tidak dapat menyerupaiku” (HR Timidzi, Ibnu Majah, Darami dan Ahmad)
Abu Hurairah ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa melihatku di dalam mimpi, maka ia benar benar telah melihat diriku karena setan tak dapat menyerupaiku” (H.R Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
“Barangsiapa melihatku di dalam mimpi, maka ia benar benar telah melihat diriku karena setan tidak dapat menyerupaiku”. ’Kulab (salah seorang periwayat hadist ini) berkata, ‘Saya pernah bercerita kepada Ibnu Abbas bahwa saya telah melihat Rasulullah (didalam mimpi). Lalu saya teringat kepada Hasan bin Ali dan saya katakan bahwa Hasan mirip dengan Raslullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Maka, Ibnu Abbas berkata,”Hasan memang menyerupai Rasulullah ” (HR Tirmidzi, Ahmad dan Hakim)
Yazid al-Farizi
Saya pernah bermimpi melihat Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Hal itu terjadi pada masa Ibnu Abbas. Saya menceritakan mimpi saya padanya. Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah pernah bersabda: Sungguh, setan tak dapat menyerupaiku. Barangsiapa yang bermimpi melihatku, maka ia benar benar telah melihat diriku”
‘Apakah engkau bisa menyebutkan ciri cirri orang yang telah kamu lihat di dalam mimpimu?’ Ibnu Abbas bertanya kepadaku. Saya menjawab, “Ya, ia berada di antara dua lelaki lain. Badan dan kulitnya berwarna putih seidkit kecoklat coklatan. Pelupuk matanya seakan akan bercelak. Ia tertawa dengan sangat baik. Wajahnya tampan. Jenggotnya tumbuh dari sini ke sini, memenuhi bagian atas dadanya. ‘Auf (salah seorang periwayat hadist ini) berkata: ‘Saya tidak tahu apa yang bisa dibayangkan dari cirri ciri ini’
Kemudian Ibnu Abbas berkata: ‘Jika engkau melihat Rasulullah bukan dalam mimpi, niscaya engkau tidak akan dapat menyebutkan ciri ciri beliau lebih (mendetail) daripada ciri ciri yang baru saja engkau sebutkan’.(HR Tirmidzi, Ahmad dan ibnu Majah)
Thariq bin Asyyam meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa melihatku di dalam mimpi, maka ia benar benar telah melihat diriku” (H.R Ahmad)
Abu Qatadah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
‘Barangsiapa melihatku di dalam mimpi maka ia benar benar telah melihat sesuatu yang benar’ (HR Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Darami dan Ahmad)
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa melihatku di dalam mimpi, maka ia benar benar telah melihat diriku karena setan tidak dapat menyerupaiku”
Beliau Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“ Dan mimpi seorang mukmin adalah salah satu dari 46 bagian dari kenabian” (HR Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad)
Ya Rabbana.. Syarrifna Bi ru’yati Sayyidina Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam.. Ya Rabbana.. Syarrifna Bi ru’yati Sayyidina Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam.. Ya Rabbana.. Syarrifna Bi ru’yati Sayyidina Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam..
Ya Muslimin.. Shollu ‘Alan Nabiy..
Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa ‘Ala Alih Wa Shahbihi Wa Sallim..

WAFATNYA RASULULLAH SAW



Detik-detik kewafatan Rasulullah SAW telah tiba. Rasulullah SAW menyandarkan tubuhnya yang suci ke pangkuan Sayyidah `Aisyah. Tatkala itu, masuklah Abdurrahman dan Abubakar dan ditangannya ada sepotong siwak. Dengan matanya yang indah, Rasulullah SAW memandangi siwak tersebut dan menunjukkan bahwa beliau menginginkannya. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah berkata kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah maukah aku ambilkan siwak ini untukmu ?” Beliau pun menganggukkan kepalanya bertanda mengiyakan. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah pun mengambil siwak tersebut dan mengunyah ujungnya sampai lunak kemudian memberikannya kepada Rasulullah. Dan Rasulullah pun bersiwak dengan cara yang paling baik sebagaimana lazimnya dilakukan oleh beliau kala sehatnya. Di depan beliau ada sebuah bejana berisi air, lalu beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam air tersebut kemudian mengusapkan kewajahnya sambil berkata : “La ilaaha illallah, sesungguhnya kematian itu mengalami saat-saat yang pedih”.
Tak berselang lama selesai bersiwak , saat itu kepala Rasulullah berada di pangkuan Sayyidah ‘Aisyah dan Sayyidah ‘Aisyah merasakan beratnya kepala Rasulullah di pangkuannya. Terlihat Baginda Rasul mengangkat kedua tangannya dan menatapkan pandangan ke atas, ke dua bibirnya bergerak dan Sayyidah ‘Aisyah mendengarkannya beliau berkata lirih : “bersama-sama dengan orang-orang yang telah engkau anugerahi nikmat, yaitu para Nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Ya Allah, ampunilah dan kasihanilah aku, pertemukan aku dengan kekasih Yang Maha Tinggi , Ya Allah Kekasih Yang Maha Tinggi”.
Beliau mengulangi kalimat yang terakhir ini tiga kali, kemudian ke dua mata Rasulullah terpejam dan suara beliau pun tak terdengar lagi. Ruh suci beliau naik menuju kekasih Yang Maha Tinggi, Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sesungguhnya kita milik Allah dan kita pun akan kembali kepada-Nya.
Rasulullah wafat pada waktu dhuha musim panas, hari senin 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah. Usia beliau saat itu telah mencapai enam puluh tiga tahun lebih empat hari.

TANGISAN RASULULLAH SAW MENGGETARKAN ARSY


“Dikisahkan, bahawasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka ’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka ’bah, dan berzikir lagi: “ Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah. ”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab ?” “Belum,”jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya ?” “Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya, ” kata orang Arab badwi itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat !” Melihat Nabi dihadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w.menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:“Wahai orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “ Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar !” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Maka orang Arab itu pula berkata:
“ Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya !”kata orang Arab badwi itu.
“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan ?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu. ‘ Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNya! ’
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “ Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
“Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya,juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti !”
Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita tersebut. la lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

NAMA-NAMA PROPERTI RASULULLAH SAW


Nama – Nama Properti Rasulullah SAW
Salah satu kebiasaan Rasulullah saw. adalah memberi nama terhadap properti (barang-barang) yang dimilikinya.
Berikut ini adalah nama- nama properti tersebut.
Nama gelasnya adalah ar-Rayyan
Nama mangkoknya adalah al-Gharra’
Nama tekonya adalah as-Shadir
Nama tikarnya adalah al-Kazz
Nama guntingnya adalah al-Jami‘
Nama cerminnya adalah al-Mudillah.
Beliau memiliki sebuah kotak untuk menyimpan cermin, sisir, gunting, dan siwak.
Nama tongkatnya adalah al-Mamsyuq
Nama tongkatnya yang ujungnya besi adalah an-Namir
Nama kudanya yang berwarna hitam adalah as-Sakb
Nama kudanya yang berambut pirang
adalah al-Murtajiz
Nama kudanya yang lain adalah al-Lahif, az-Zharb, dan al-Lizaz
Nama pelana-kudanya adalah adalah ar-Rajj
Nama unta (betina)-nya adalah al-Qashwa atau disebut pula al-Adhba’
Nama baghal-nya adalah Duldul
Nama keledainya adalah Ya‘fur
Nama kambing yang sering diminum susunya adalah Ghaytsah
Nama kemahnya adalah al-Kinn
Nama bendera yang dipakai untuk berperang adalah al-Uqab. Kadangkala beliau menggunakan bendera berwarna hitam, kuning, atau putih yang di dalamnya ada garis-garis hitam.
Nama pedang yang sering dipakai berperang adalah Dzul Fiqar. Gagangnya, alasnya, dan anting-pedang Dzul Fiqar dihias dengan perak. Selain Dzul Fiqar, beliau juga punya pedang-pedang lainnya.
Nama tabung panahnya adalah al-Kafur atau Dzul Jum‘
Nama busur panahnya adalah Dzus Sadad
Nama perisainya adalah al-Dzafn
Nama baju perangnya yang dilapisi tembaga adalah Dzat al-Fudhul
Nama tembok (benteng pertahanan)-nya adalah an-Nab ’a’
Nama budak perempuannya adalah Khadhirah.
Sumber: Syaikh al-Allamah al-Muhaddits Yusuf
Ismail an-Nabhani, Wasa’il al-Wushul ila Syama’il al-Rasul (Dar el-Minhaj, Beirut, 2009)

Minggu, 23 Oktober 2011

MUKJIZAT RASULULLAH SAW




Salah satu mukjizat Rasulullah saw. Adalah Alquran al-Karim,dan ini merupakan mukjizat terbesar. Mukjizat yang lain adalah: pembedahan dada beliau oleh malaikat; Isra’mi’raj;kabar beliau (kepada kaum Quraisy) tentang Bait al-Muqaddas;bulan terbelah dua; peristiwa yang terjadi ketika beliau keluar rumah berangkat hijrah (ketika itu kaum Musyrik Quraisy bersepakat membunuh beliau. Pada saat itu beliau keluar dari rumah,mereka yang mengepung beliau semuanya mengantuk hingga beliau dengan laluasa dapat melewati mereka). Dalam Perang Badr beliau mengambil segenggam pasir lalu dilemparkan kea rah pasukan musuh, sehingga setiap musuh yang terkena butiran pasir jatuh terjungkal dan mati.
Demikian pula yang beliau lakukan pada Perang Hunain sehingga musuh berhasil dikalahkan. Ketika Suraqah bin Malik mengejar beliau dalam perjalan hijrah ke Madinah,kaki kuda yang ditungganginya terperosok ke tanah dan terjepit di dalamnya.
Kambing betina milik Ummu Ma’bad yang belum pernah kawin, ketika teteknya diuasp-usap Rasulullah saw., tiba-tiba dapat mengeluarkan susu demikian banyak untuk diminum rombongan beliau bersama Ummu Ma’bad. Bahkan dapat mengisi penuh qirbah (wadah air terbuat dari kulit) untuk bekal melanjutkan perjalanan ke Madinah.
Terkabulnya doa beliau ketika memohon kepada Allah agar agama Islam diperkuat dengan masuknya ‘Umar bin al-Khaththab r.a. Terkabulnya doa beliau ketika memohon kepada Allah agar ‘Ali bin Abi Thalib disembuhkan dari penyakit mata dan dikebalkan badannya dari gangguan udara panas dan dingin. Seketika itu juga doa beliau terkabul dan ‘Ali dapat memimpin pasukan bersenjata dalam Perang Khaibar melawan Yahudi.
Dalam suatu perperangan, mata Qatadah bin Nu’man terkena senjata musuh hingga biji matanya keluar. Dengan pertolongan Allah, Rasulullah saw. Berhasil mengembalikan biji mata Qatadah dan sembuh seketika itu juga. Terkabulnya doa beliau ketika mohon kepada Allah agar ‘Abdullah bin al-‘Abbas dikaruniai kecerdasan untuk menakwil dan mendalami ilmu-ilmu agama. Unta milik Jabir yang pada mulanya kalah berpacu,namun setelah Rasulullah saw. Mendoakan, unta itu menang berpacu saat itu.
Terkabulnya doa beliau agar Anas dikaruniai umur panjang, mempunyai banyak harta dan anak keturunan. Pohon kurma milik Jabir yang mulanya berbuah sedikit,setelah didoakan Rasulullah saw. Bias berbuah banyak sehingga Jabir dapat melunasi utang-utangnya. Bahkan buah kurmanya masih tersisa 13 takar (wusq).
Terkabulnya doa beliau ketika memohon agar Allah menurunkan hujan. Seketika itu juga hujan turun selama satu minggu penuh. Setelah itu beliau memohon agar hujan berhenti,awan sirna dan cuaca berubah menjadi cerah. ‘Utaibah bin Abu Lahab, orang yang sangat memusuhi Allah dan Rasul-Nya,atas permohonan Rasulullah saw. Dan doa beliau, ia mati diterkam singa, di daerah az-Zarqa’,negeri Syam.
Pada malam bi’tsah Rasulullah saw.,batu dan pohon mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum, ya Rasulullah!” Mengenai hal itu beliau mengatakan, “Aku tahu bahwa ada batu di Makkah yang mengucapkan salam kepadaku beberapa saat sebelum aku diangkat menjadi Nabi dan Rasul.” Ada pula sebatang pohon yang bergerak mendekati beliau, dan batu yang digenggamnya bertasbih (mengagungkan kesucian Allah).
Ketika beliau hendak dibunuh dengan racun dalam makanan yang dihadiahkan seorang perempuanYahudi, tiba-tiba daging masakan di dalam hidangan itu memberi tahu beliau
Seekor unta mengeluh kepada beliau karena diberi makan sedikit dan diperkerjakan terlalu berat
Beliau memberitahu para sahabat bahwa kelak aka nada kelompok dari umatnya yang akan mengarungi samudera,termasuk di dalamnya seorang wanita bernama Ummu Haram binti Milhan. Dan ucapan beliau menjadi kenyataan.
Kepada ‘Utsman bin ‘Affan r.a. beliau memberitahu bahwa dia akan menghadapi malapetaka besar. Itu juga terbukti di kemudian hari ‘Utsman r.a. mati terbunuh saat berkedudukan sebagai Khalifah.
Kepada kaum Anshar beliau mengatakan,”Sepeninggalku, kalian akan mengutamakan golongan sendiri.” Itu juga terbukti beberapa saat setelah beliau wafat.
Mengenai cucu beliau,al-Hasan bin ‘Ali r.a., beliau berkata,”Anakku ini-yakni Hasan-seorang Sayyid (Pemimpin). Dengannya Allah akan mendamaikan dua golongan besar kaum muslimin.” Itu terbukti dengan terwujudnya kesepakatan antara para pengikut Imam ‘Ali bin Abi Thalib dan para pengikut Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
Beliau memberitahu para sahabat tentang terbunuhnya al-‘Unsi al-Kadzdzab dan orang yang membunuhnya. Padahal di malam terjadinya pembunuhan itu al-‘Unsi berada di Shan’a(Yaman) dan beliau berada di Madinah.
Kepada Tsabit bin Qais beliau berkata,”Engkau akan hidup terpuji dan akan mati syahid.” Kemudian terbukti Tsabit gugur sebagai pahlawan dalam Perang di Yamamah.
Seorang lelaki meninggalkan agama Islam (murtad) dan kembali bergabung dengan kaum Musyrik. Ketika Rasulullah mendengar kematiannya, beliau berkata,”Bumi tidak sudi menerimanya.” Itu terbukti ketika mayatnya dibuang ke laut.
Seorang lelaki diminta oleh Rasulullah saw. Supaya makan dengan tangan kanannya, tetapi ia menjawab,”Tidak bias.” Beliau berkata, “Engkau tidak akan bias.” Sejal itu orang tersebut tidak bias sama sekali mengangkat tangan kanannya sampai ke mulut.
Pada hari jatuhnya kota Makkah ke tangan kaum Muslim, banyak berhala terpancang di sekitar Ka’bah. Raslululla saw. Dengan tongkat pendeknya menuding kearah berhala-berhala itu sambil berucap, “Kebenaran telah tiba dan kebatilan pasti lenyap.” Seketika itu juga berhala-berhala itu runtuh berjatuhan.
Dalam Perang Khandaq,Rasulullah saw. Memberi makan pasukan Muslim dengan setakar gandum. Semuanya makan hingga kenyang,bahkan sisanya masih banyak. Pada waktu makan berikutnya Rasulullah saw. Hanya mempunyai sedikit kurma bagi pasukan Muslim. Beliau lalu menyuruh orang mengumpulkan sisa-sisa kurma yang tercecer di atas hamparan, lalu beliau berdoa memohon berkah. Sisa-sisa kurma yang terkumpul itu kemudian menjadi banyak hingga cukup dibagikan kepada semua pasukan. Pada saat yang lain Abu Hurairah r.a. datng kepada Rasulullah membawa sedikit kurma. Ia minta agar beliau berdoa memohon berkah. Permintaannya dikabulkan dan beliau berdoa. Abu Hurairah menceritakan kesaksiannya sendiri sebagai berikut,”Dari kurma itu saya keluarkan sekian takar untuk perjuangan di jalan Allah. Kami sendiri makan dari kurma itu dan baru habis pada masa kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan r.a.”
Abu Hurairah r.a. menuturkan, pada suatu hari dia meminta Rasulullah saw. Berdoa agar tsarid (semacam bubur kental terbuat dari terigu dan susu ) yang berada di dalam qush’ah (piring besar ) cukup untuk dimakan bersama oleh beberapa orang sahabat. Setelah berdoa beliau mengambil sejumput tsarid yang berlepotan di pinggir qush’ah dengan jari-jari tangannya,kemudian berkata,”Makanlah, Bismillah!” Abu Hurairah mengakhiri penuturannya dengan berucap, “Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, baru saja makan sedikit,aku sudah kenyang.”
Pernah terjadi air memancar dari sela-sela jari Rasulullah saw. Hingga semua rombongan beliau dapat minum sepuas-puasnya dan dapat berwudhu. Padahal jumlah mereka tidak sedikit,yaitu sekitar 1400 orang.
Pada suatu musim kering,di tengah perjalanan disertai rombomgan, beliau menyuruh orng mencari air semangkuk. Kemudian Rasulullah saw. Memasukkan jari-jarinya ke dalam air itu seraya berkata, “Marilah semua ke sini!” Semuanya dating mendekati beliau lalu berwudhu. Air di dalam mangkuk itu tak kunjung habis,padahal jumlah mereka antara 70 sampai 80 orang.
Dalam Perang Tabuk hampir tak seorang pun dari pasukan Muslim yang menemukan air untuk diminum. Karena nyaris tak sanggup menahan dahaga, mereka melapor kepada Rasulullah saw. Beliau lalu mengambil anak panah dari Kinanah lalu beliau tancapkan di tanah. Air memancar sangat deras sehingga semua pasukan yang berjumlah 30.000 orang dapat minum sepuas-puasnya.
Di suatu tempat yang disinggahi Raulullah saw., penduduknya mengeluh karena semua air di sana bercampur kotoran dan tidak dapat diminum. Bersama beberapa orang sahabat, beliau mendatangi  sebuah sumur lalu meludahinya. Tiba-tiba sumur itu menggelegak penuh dangan air sejuk dan bersih, hingga semua penduduk dapat tertolong.
Pada suatu hari seorang wanita datang menghadap Rasulullah saw. Membawa anak kecil berkepala botak karena penyakit. Rasulullah saw. Lalu mengusapkan tangannya pada kepala anak itu, dan seketika itu juga rambutnya tumbuh meratai kepala dan sembuh pula penyakit yang dideritanya. Ketika penduduk Yamamah mendengar kejadian itu ada seprang wanita mencoba datang kepada Musailamah (tokoh setempat yang mengaku dirinya “Nabi”) membawa juga anak kecil tidak berambut. Masailamah mengusap kepalanya berulang-ulang, tetapi kepala anak itu tetap botak.
Dalam perang Badr, pedang ‘Ukasyah patah. Rasulullah saw. Memberinya sebatang kayu sebagai pengganti. Di tangan ‘Ukasyah kayu itu berubah menjadi pedang. Usai perang kayu itu masih tetap dia pegang.
Dalam Perang Khandaq (Perang Ahzab) pasukan Muslim menghadapi kesulitan memecahkan sebuah batu besar dank eras pada saat mereka sedang menggali parit-parit pertahanan. Batu yang tak dapat dipecahkan dengan palu besar itu pada akhirnya dipukul oleh Rasulullah saw. Dengan tangan hingga hancur berkeping-keping.
Seorang yang menderita patah kaki datang kepada Rasulullah saw. Mohon pertolongan, Rasulullah saw. Lalu mengusapkan kaki yang patah itu, dan sembuhlah seketika, hingga orang itu seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya.
Bentuk-bentuk mukjizat Rasulullah saw. Banyak sekali, nyaris tak dapat dihitung dan dicatat seluruhnya.
Sumber : Buku Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW ( Alhawaadits wa al ahwaal an Nabawiyyah) [Karya : Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Bin ‘Abbas Al-Maliki al-Hasani Penerbit : Darul Hidayah Hal 61-67]

NAMA-NAMA RASULULLAH SAW



Nabi Muhammad SAW pernah bersabda berkenaan dengan nama-nama beliau : “Aku  adalah Muhammad,aku adalah Ahmad dan al-Mahi (penghapus) yang dengannya Allah menghapus kekufuran. Aku adalah al-Hasyir (pengumpul) yang dengan jejakku Allah mengumpulkan umat manusia. Aku adalah al-‘Aqib (Pamungkas) karena tak ada nabi lagi sesudahku”. Dalam sebuah riwayat: Aku adalah al-Muqaaffa (yang ditakuti),aku adalah Nabi at-Taubah dan Nabi ar-Rahmah”.Dalam shahih Muslim:“Nabi al-Mulhimah”.
Alquran al-Karim menyebut beliau dengan beberapa sebutan: Basyir (pembawa kabar gembira),Nadzir (pemberi peringatan), Siraj al-Munir (Pelita Penerang),Ra’uf(Penyantun),Rahim (penyayang),Rahmatan lil-‘alamin (Rahmat bagi alam semesta),Muhammad,Ahmad,Thaha,Yasin,Muzzammil (Orang yang berselimut), dan‘Abdullah (hamba Allah):yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Jinn ayat 19 : yang artinya:
…Dan bahwasanya ketika Abdullah —yakni Muhammad saw.—-berdiri berdoa Kepada-Nya….
Dalam ayat tersebut Allah menyebut beliau dengan sebutan ‘abdullah (Hamba Allah). Nama beliau yang lain lagi adalah An-Nadzir al-Mubin (orang yang memberi peringatan dengan jelas dan terang), yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Hijr ayat 89 yang artinya ; Dan katakanlah (Hai Nabi), “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan Yang jelas.”
Sedangkan nama beliau “Mudzakkir”adalah seperti diungkap dalam Alquran (QS 88;21 ) yang artinya ; Sesungguhnya engkau adalah pemberi peringatan (Mudzakkir).
Disamping nama di atas, juga disebutkan beberapa nama dan sifat Nabi Muhammad saw. Yang lain.
Sumber : Buku Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad SAW ( Alhawaadits wa al ahwaal an Nabawiyyah) [Karya : Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Bin ‘Abbas Al-Maliki al-Hasani Penerbit : Darul Hidayah Hal 20-21]

BERCANDANYA RASULULLAH SAW




Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya ”.

Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Heii……siapa

ini?? lepaskan aku !!!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “ Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini ??” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai dipandangan mereka ” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia ?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra)

Aisyah RA berkata,

“ Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ” Silakan kalian berjalan duluan!”

Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.”

Aku pun menyambut ajakan beliau dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari.

Beberapa waktu setelah kejadian itu dalam sebuah riwayat

disebutkan: ”Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu. ”-suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. “ Silakan kalian berjalan duluan.”

Para sahabat pun kemudian berjalan lebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, “Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini ?” Beliau berkata, “Marilah kita mulai.”

Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku.

Beliau tertawa seraya berkata,

” Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu. ” (HR Ahmad dan Abi Dawud).

BAKAT DAN SIFAT RASULULLAH SAW




At-Turmidzy meriwayatkan dari Ibnu Abi Halah, bahwa bila Nabi sedang berbicara, maka semua sahabat yg berada di sekelilingnya tenang sambil menundukkan kepala, seolah-olah kepala mereka sedang dihinggapi burung.
Memang sahabat Nabi tidak dapat memandang wajah beliau dengan tajam, karena keagungan dan wibawanya. Yang dapat menceritakan dan

menggambarkan sifat dan rupa beliau adalah mereka yg masih kecil atau yg berada di bawah asuhannya sebelum masa kenabian. Seperti Hindun binti Abi Halah dan Imam ‘Ali R.a.

Karena keagungan dan kewibaanya itulah, maka siapa pun yang duduk mendampinginya, akan berdebar hatinya. Terpengaruh oleh kewibawaan yg memancar dari pribadi agung itu. Oleh sebab itu beliau selalu bersikap ramah dan lemah lembut, sekadar menenangkan dan menenteramkan hati mereka.
Qiblah binti Makhramah bercerita: “Aku pernah melihat Rasulullah duduk dengan tenangnya. Tiba-tiba rasa takut menyelinap dalam hatiku, aku pun menggigil Kemudian terdengar suara orang berkata, Ya Rasulullah kasihan benar wanita itu. Ia menggigil takut dengan engkau. Maka beliau tampak melihatku, karena aku berada di belakang punggungnya. Lantas beliau berkata “kasihan benar engkau, tenangkanlah hatimu ” Setelah kudengar suara itu segera lenyap rasa takut dalam hatiku.
Abi Mas’ud Al Badry, menceritakan apa yg pernah dialaminya. Ia mengisahkan ” Ketika aku sedang menghajar seorang budakku, tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang. Mulanya tidak kupedulikan, karena amarahku sedang meluap. Ternyata Rasulullah yg kulihat, maka cemeti yg kupegang jatuh ke tanah, dan beliau berkata kepadaku: “Demi Allah, Tuhan dapat berbuat kepada dirimu, lebih dari apa yg engkau lakukan sekarang “. Maka dengan suara tersendat-sendat aku berkata “Ya Rasulullah, demi Allah saya tidak akan menghajar lagi budakku sesudah ini.”
Pancaran nurani yg menghias keindahan dan keagungan Nabi, sebagaimana tersebut pada sifat dan gambaran wajahnya, itu pun dalam arti yg hakiki. Cahaya beliau adalah cahaya yg pertama kali diciptakan oleh Allah.
Sebagaimana yg diriwayatkan Hadist Jabir. Menurut Azzarqany, Hadis itu juga diriwayatkan oleh An-Naihaqi dan tidak bertentangan dengan Hadist riwayat At-Turmidzy, bahwa mahluk pertama yg diciptakan oleh Allah adalah Al-Qalam. Sebab antara keduanya dapat disesuaikan pengertiannya. Hadits Jabir yg meriwayatkan bahwa Nur Muhammad adalah yang pertama kali di ciptakan oleh Allah. Berarti bahwa Allah yang menjadikan segala macam cahaya. Menciptakan Nur Muhammad sebelum menciptakan cahaya yang lain.
Hadits yang dapat memperkuat tentang Nur Muhammad ini adalah seperti yang di riwayatkan oleh Ali bin Husain dan ayahnya Ali bin Abi Thalib, bahwa Nabi bersabda, “Dahulu aku ini cahaya di hadapan Tuhanku” Hadits ini di riwayatkan oleh Ibnul Qathaan, seorang ahli ilmu hadits yg sangat terkenal cermat dalam meniliti riwayat sanad hadits.
Firman Allah, Artinya.” Sesungguhnya telah datang kepadamu (Muhammad) cahaya dari Allah dan kitab yg menerangkan.”(QS. Al Maidah:15) Sebagian ulama’ menafsirkan cahaya dalam ayat ini adalah Muhammad. Demikian dalam tafsir at Thabary, Ibnu Abi Hatim dan Al Qurthubi mengutip tafsir Qatadah.
Di samping itu, cukup banyak riwayat sehubungan dengan kelahiran Nabi. Ibundanya melihat pancaran cahaya. Sehingga di bawah sorotannya dapat melihat secara jelas bangunan-bangunan yg berada di negara Syam.
Di tambah lagi dengan hadits riwayat At Thabrany “Kami melihat cahaya memancar dari padanya.”

Dalam hadits riwayat Ibnu ‘Abbas, ” Bila Rasulullah berbicara ada cahaya bersinar dari arah mulutnya.” (Riwayat At Tirmidzi)

Demikian juga Ibnu Abi Hallah menurut riwayat At Tirmidzì yang lain dalam menceritakan sifat-sifat Nabi, bahwa “Beliau di liputi oleh sinar cahaya.”
‘Aisyah mengisahkan,

“Aku sedang duduk bersama Nabi SAW yg tengah memperbaiki sandalnya. Kulihat keringat beliau membasahi keningnya. Keringat itu berkilauan. Akupun heran tercengang. Lalu Nabi berkata kepada ku, ‘Mengapa engkau tercengang Hai ‘Aisyah?’ Dan ‘Aisyah menjawab, ‘Karena kening engkau yg berkeringat menyinarkan cahaya.’ ”

Memang ada sementara orang yg memahami arti Nur Muhammad bahwa Nabi Muhammad SAW adalah cahaya. Sehingga mereka membayangkan seolah-olah beliau itu seperti pelita yg menyorotkan cahaya. Padahal Nabi jauh lebih muliau dan agung dari anggapan yang demikian. Adakalanya memang cahaya dalam arti yang hakiki tampak terlihat dari padanya. Seperti cahaya yg memancar dari benda yg bersinar. Namun hal itu tak selalu terjadi. Hanya dalam batasan mu’jizat beliau. Bahkan hal serupa pernah terjadi pada diri sementara Sahabat Nabi SAW.
Al Bukhari meriwayatkan, yg memperoleh gelar (Dzinnu) atau yg memiliki cahaya, karena ketika datang kepada Rasulullah SAW. Ia meminta agar di ìzinkan berdakwah dì tengah-tengah suku kabilahnya yg masih kafir. Ia meminta pula agar kepadanya di beri sekedar tanda dan bukti akan kebenaran ajaran yang akan di sampaikan nya di percaya. Kemudian Rasulullah mendoakan, ya allah berikanlah kepadanya sinar cahaya. maka bersinarlah cahaya di antara kedua matanya. ia tampak belum puas, lalu berkata. ya rasulullah saya merasa khawatir mereka akan berkata, itu hanya penyakit semata. maka cahaya itu pindah ke ujung tongkatnya menjadi pelita penerang baginya dalam kegelapan malam.